Di tulisan kali ini saya
akan menuliskan sebuah gagasan atau ide tentang suatu pembangunan di sebuah
desa. Salah satu desa yang menjadi bahan gagasan saya adalah desa Joho kecamatan Bawang kabupaten Banjarnegara
Jawa Tengah. Alasan saya mengambil desa ini sebagai gagasan pembangunan karena
desa ini telah menjadi tanah kelahiran keluarga saya. Desa joho adalah sebuah
desa yang memiliki keindahan alam yang sangat alami dan selalu dijaga oleh
penduduk setempat. Gaya hidup para penduduk desa yang sederhana selalu
mengingatkan saya tentang kampung halaman dan sebagai seorang mahasiswi jurusan
teknik sipil, saya mempunyai kewajiban untuk membuat desa ini maju.
Desa
ini telah memiliki fasilitas yang cukup memadai seperti puskesmas, masjid,
akses jalan dan aliran listrik tetapi masih banyak infrastruktur pembangunan
yang masih dibutuhkan penduduk setempat dan salah satu misi saya adalah memperbaiki akses penyeberangan. Desa ini
memiliki sebuah jembatan yang menghubungkan akses jalan ke desa lain. Jembatan ini
masih terbilang rawan untuk diseberangi, karna beban yang harus menahan
jembatan belumlah memadai dan arus sungai yang cukup deras membuat para penyebrang
harus sangat hati-hati melintasi jembatan ini. Rencana saya adalah
merekrontuksi ulang jembatan tersebut sehingga para pengguna dapat
menggunakannya dengan aman dan nyaman. Jenis jembatan yang saya rencanakan
adalah jembatan gantung. Jenis ini dapat dibangun di daerah yang
cukup kecil, mengingat letak jembatan di desa joho tidaklah luas. Jenis jembatan
ini dapat menahan beban kendaraan roda dua. Struktur jembatan ini dapat
dibangun tanpa perancah tanah dan merupakan pilihan yang ekonomis untuk
jembatan dengan panjang bentamg lebih dari 500 meter.
Ada
2 tahap pembuatan jembatan ini. Yang pertama adalah tahap perencanaan dan tahap
pembangunan.
Tahap
perencanaan terdiri dari gambar perencanaan, perhitungan volume pekerjaan,
perhitungan hari orang kerja (HOK) dan perhitungan rencana anggaran biaya. Tahap
kedua adalah tahap pembangunan.
Tahap
pembangunan jembatan ini memiliki 4 tahap yaitu:
1. Pembersihan
lokasi
2. Persiapan
material
3. Pekerjaan
konstrusi pembangunan
4. Pemulihan
dan pembersihan lokasi
I.
Pembersihan
Lokasi
Pembersihan
dilakukan menggunakan cangkul, sabit dan perkakas lainnya pada lokasi yang akan
dibangun jembatan agar bersih dari pohon-pohon dan rumput-rumput liar. Lokasi pembangunan
harus diamankan agar tidak terganggu oleh penduduk dan binatang. Proses ini
sangat membutuhkan peran para penduduk, maka sebelum proses ini berlangsung
harus ada koordinasi antara pembangun dan warga sekitar.
II.
Persiapan
Material
Material
yang harus dipesiapkan sebelum proses pembangunan adalah sebagai berikut:
v Tiang
Utama (Pylon) tiang ini dapat dibuat di bengkel besi. Pelaksanaan
pembangunannya hanya tinggal merakit pada lantai pondasi.
v Batu
belah, pasir dan semen untuk pondasi
v Kayu
balok, papan dan paku untuk lantai jembatan
v Klem, kabel sling, besi
penggantung, warfel, dll
III.
Pekerjaan
Konstruksi pembangunan
2) Gali
pondasi untuk posisi pylon.
3) Pasang
tiang pylon yang sudah dibuat di luar lokasi, kemudian baut pada hubungan
antaratiang pylon dan pondasi dikencangkan. Pengaku dari besi siku dipasang
melintang pada ujung atas pylon dengan baut.
4) Pasang
besi penggantung dan gelagar melintang dimulai dari bagian (segmen I) yang
palingdekat dengan Pylon.
5) Pemasangan
bangian II dan seterusnya, sama dengan pemasangan bagian I. Untukkelancaran
kerja, antara 2 gelagar melintang dipasang lantai sementara. (dari
bambu/papan/balokkayu).
6) Pasang kabel seling (pengaku)
di bawah gelagar. Pasang kabel seling (pengaku) di bawah gelagar. Pasang
gelagar memanjang yang menumpu pada gelagar melintang. Penyambungan
gelagar-gelagar memanjang tidak boleh dalam satu garis (harus seling-seling).
7) Pasang
lantai jembatan.
IV.
Proses
pemulihan dan pembersihan
Proses
dan perencanaan inilah yang menjadi dasar dari misi saya dalam pembuatan
jembatan.
Misi
saya selanjutnya dalam memajukan fasilitas desa adalah pembangunan gedung serbaguna atau gedung aula yang dapat digunakan
sebagai tempat berkumpul para penduduk desa. Desa Joho belum meiliki fasilitas
tersebut, Penduduk desa biasa menggunakan lapangan kosong atau lahan sawah (setelah
panen) sebagai tempat perkumpulan suatu acara atau rapat desa. Tempat tersebut
sangat tidak kondusif dalam menyelenggarakan suatu acara, karena banyak kendala
yang dapat terjadi seperti halnya cuaca panas yang akan membuat keadaan warga tidak
nyaman atau pada saat musin hujan yang akan membuat lapangan menjadi becek atau
tergenang. Keadaan-keadaan tersebutlah yang memotivasi saya untuk membangun
sebuah aula atau gedung pertemuan di desa joho.
Tahap
Perencanaan
Di
tahap ini saya akan berdikusi dengan kepala desa atau warga desa mengenai lahan
pembangunan, anggaran biaya pembangunan dll. Di tahap ini saya juga akan berkoordinasi
dengan warga sekitar dalam membangun bersama gedung pertemuan.
Tahap Pembangunan
Pekerjaan Pembersihan
Pengerjaan dimulai dari pembersihan lapangan dan pemerataan permuakaan tanah
seperti yang telah direncanakan. Bahkan kalau perlu dilakukan pengerukan dan
pengurugan tanah, setelah itu tanah dipadatkan.
Pekerjaan Pondasi
Setelah tanah bersih dan rata, dilanjutkan kemudian dengan pemancangan tiang
pondasi, yang biasa disebut dengan Tiang Pancang. Sebelum pemancangan ini,
perlu ditentukan dahulu titik-titik pondasi tersebut. Setelah titik-titik
pondasi ditentukan, barulah proses pemancangan dapat dilakukan. Proses
pemancangan ini harus sangat diperhatikan, karena saat proses pemancangan,
dapat terjadi berbagai kesalahan. Operator mesin pancang diharapkan terus
mengontrol posisi tiang pancang. Dalamnya pondasi tiang pancang yang tertanam
di dalam tanah tergantung dari jenis dan kondisi tanah tersebut, karena pondasi
tiang pancang harus berdiri di atas tanah yang keras. Jika proyek berada di
daerah tanah rawa, pondasi tiang pancang tertanam lebih dalam. Sebagai contoh
jika proyek berada di daerah Jakarta Utara, yang merupakan tanah rawa, pondasi
tiang pancang akan tertanam sangat dalam. Lain halnya jika berada di sekitar
Jakarta Selatan, yang mempunyai tanah lebih keras, pondasi tiang pancang
tertanam tidak terlalu dalam.
Kemudian dilanjutkan dengan pembuatan Pile Cap dan Sloof.
Pile Cap ini berfungsi untuk membagi rata beban dari kolom kepada beberapa
pondasi dibawahnya. Dan tiap Pile Cap ini juga dihubungkan satu sama lain oleh
Sloof, sehingga semua tiang pancang mempunyai satu ikatan struktur.
Pekerjaan Struktur Atas
Setelah pekerjaan struktur bawah, yaitu pemancangan selesai, dilanjutkan
kembali dengan pengerjaan bagian struktur atas. Struktur atas terdiri dari kolom,
balok dan pelat. Pengerjaan struktur atas dimulai dari pengerjaan
kolom. Tapi terlebih dahulu, titik-titik kolom harus ditentukan posisinya dan
dengan bantuan alat, sehingga titik-titik kolom tersebut sejajar satu sama
lain.
Dalam proses pengerjaan kolom, hal yang pertama
dilakukan adalah pengerjaan tulangan-tulangan kolom seperti yang telah didisain.
Sebelum pengecoran kolom, terlebih dahulu dibuat bekisting yang
dibentuk seperti kolom sehingga beton dapat dicor di dalamnya. Bekisting harus
dibuat kokoh dan kuat, sehingga hasil cor-an diperoleh dengan baik dan bentuk
kolom sesuai perencanaan. Ketika proses pengecoran harus dilakukan teliti, dan
cor-an beton yang masuk itupun harus dirojok, sehingga cor beton dapat
masuk semuanya sampai kebawah dan penuh mengisi bekisting.
Pengerjaan berikutnya adalah bagian balok dan pelat.
Balok dan pelat memang dikerjakan bersamaan, Sama seperti pengerjaan kolom,
pertama kali juga dilakukan pengerjaan bekisting. Agar waktu yang dibutuhkan
seminimal mungkin, pengerjaan bekisting dan penganyaman tulangan dapat
dilakukan secara bersamaan. Setelah pembuatan bekisting dan penulangan selesai,
baru dilanjutkan dengan pengecoran beton. Hal yang terpenting adalah semua
beton yang di-cor itu harus berada dalam satu ikatan, yang berarti proses
pengecoran pelat dan balok harus serempak selesainya dan beton pun akan kering
bersamaan, sehingga kekuatannya pun dalam satu ikatan. Begitu juga pengerjaan
lantai berikutnya, prosesnya pun sama dengan sebelumnya. Dan selama proses
pengecorannya pun juga harus dirojok, sehingga cor beton penuh mengisi
bekisting.
Pekerjaan Finishing
Jika struktur telah berdiri kokoh, baru dapat dilanjutkan dengan pengerjaan
finishing, yaitu pengerjaan dinding, elektrikal dan sanitasi, pemasangan
keramik, pengecatan dan sebagainya. Namun, pengerjaan finishing inilah yang
membutuhkan waktu paling lama, karena pengerjaannya harus hati-hati sehingga
didapat bentuk yang rapi dan sesuai perencanaan.
Rencana-rencana tersebut akan terus berkembang dan
akan menjadi pondasi motivasi saya dalam mendalami ilmu teknik sipil. semua yang
telah direncanakan semoga bisa terwujud dan bisa bermanfaat bagi semua, hanya usaha
keras dan kehendak Tuhanlah semua bisa terwujud. Amin.;)