Minggu, 30 Oktober 2016

RENCANA PEMBANGUNAN DESA



Di tulisan kali ini saya akan menuliskan sebuah gagasan atau ide tentang suatu pembangunan di sebuah desa. Salah satu desa yang menjadi bahan gagasan saya adalah desa Joho kecamatan Bawang kabupaten Banjarnegara Jawa Tengah. Alasan saya mengambil desa ini sebagai gagasan pembangunan karena desa ini telah menjadi tanah kelahiran keluarga saya. Desa joho adalah sebuah desa yang memiliki keindahan alam yang sangat alami dan selalu dijaga oleh penduduk setempat. Gaya hidup para penduduk desa yang sederhana selalu mengingatkan saya tentang kampung halaman dan sebagai seorang mahasiswi jurusan teknik sipil, saya mempunyai kewajiban untuk membuat desa ini maju.

Desa ini telah memiliki fasilitas yang cukup memadai seperti puskesmas, masjid, akses jalan dan aliran listrik tetapi masih banyak infrastruktur pembangunan yang masih dibutuhkan penduduk setempat dan salah satu misi saya adalah memperbaiki akses penyeberangan. Desa ini memiliki sebuah jembatan yang menghubungkan akses jalan ke desa lain. Jembatan ini masih terbilang rawan untuk diseberangi, karna beban yang harus menahan jembatan belumlah memadai dan arus sungai yang cukup deras membuat para penyebrang harus sangat hati-hati melintasi jembatan ini. Rencana saya adalah merekrontuksi ulang jembatan tersebut sehingga para pengguna dapat menggunakannya dengan aman dan nyaman. Jenis jembatan yang saya rencanakan adalah jembatan gantung. Jenis ini dapat dibangun di daerah yang cukup kecil, mengingat letak jembatan di desa joho tidaklah luas. Jenis jembatan ini dapat menahan beban kendaraan roda dua. Struktur jembatan ini dapat dibangun tanpa perancah tanah dan merupakan pilihan yang ekonomis untuk jembatan dengan panjang bentamg lebih dari 500 meter.

Ada 2 tahap pembuatan jembatan ini. Yang pertama adalah tahap perencanaan dan tahap pembangunan.
Tahap perencanaan terdiri dari gambar perencanaan, perhitungan volume pekerjaan, perhitungan hari orang kerja (HOK) dan perhitungan rencana anggaran biaya. Tahap kedua adalah tahap pembangunan.
Tahap pembangunan jembatan ini memiliki 4 tahap yaitu:
1.      Pembersihan lokasi
2.      Persiapan material
3.      Pekerjaan konstrusi pembangunan
4.      Pemulihan dan pembersihan lokasi

       I.            Pembersihan Lokasi
Pembersihan dilakukan menggunakan cangkul, sabit dan perkakas lainnya pada lokasi yang akan dibangun jembatan agar bersih dari pohon-pohon dan rumput-rumput liar. Lokasi pembangunan harus diamankan agar tidak terganggu oleh penduduk dan binatang. Proses ini sangat membutuhkan peran para penduduk, maka sebelum proses ini berlangsung harus ada koordinasi antara pembangun dan warga sekitar.
    II.            Persiapan Material
Material yang harus dipesiapkan sebelum proses pembangunan adalah sebagai berikut:
v  Tiang Utama (Pylon) tiang ini dapat dibuat di bengkel besi. Pelaksanaan pembangunannya hanya tinggal merakit pada lantai pondasi.
v  Batu belah, pasir dan semen untuk pondasi
v  Kayu balok, papan dan paku untuk lantai jembatan
v  Klem, kabel sling, besi penggantung, warfel, dll
 III.            Pekerjaan Konstruksi pembangunan
1) Penentuan as jembatan menggunakan patok kayu

2)      Gali pondasi untuk posisi pylon.

3)    Pasang tiang pylon yang sudah dibuat di luar lokasi, kemudian baut pada hubungan antaratiang pylon dan pondasi dikencangkan. Pengaku dari besi siku dipasang melintang pada ujung atas pylon dengan baut.

4) Pasang besi penggantung dan gelagar melintang dimulai dari bagian (segmen I) yang palingdekat dengan Pylon.

5)      Pemasangan bangian II dan seterusnya, sama dengan pemasangan bagian I. Untukkelancaran kerja, antara 2 gelagar melintang dipasang lantai sementara. (dari bambu/papan/balokkayu).

6)      Pasang kabel seling (pengaku) di bawah gelagar. Pasang kabel seling (pengaku) di bawah gelagar. Pasang gelagar memanjang yang menumpu pada gelagar melintang. Penyambungan gelagar-gelagar memanjang tidak boleh dalam satu garis (harus seling-seling).

7)      Pasang lantai jembatan.

 IV.            Proses pemulihan dan pembersihan

Proses dan perencanaan inilah yang menjadi dasar dari misi saya dalam pembuatan jembatan.

        Misi saya selanjutnya dalam memajukan fasilitas desa adalah pembangunan gedung serbaguna atau gedung aula yang dapat digunakan sebagai tempat berkumpul para penduduk desa. Desa Joho belum meiliki fasilitas tersebut, Penduduk desa biasa menggunakan lapangan kosong atau lahan sawah (setelah panen) sebagai tempat perkumpulan suatu acara atau rapat desa. Tempat tersebut sangat tidak kondusif dalam menyelenggarakan suatu acara, karena banyak kendala yang dapat terjadi seperti halnya cuaca panas yang akan membuat keadaan warga tidak nyaman atau pada saat musin hujan yang akan membuat lapangan menjadi becek atau tergenang. Keadaan-keadaan tersebutlah yang memotivasi saya untuk membangun sebuah aula atau gedung pertemuan di desa joho.

  Dengan adanya gedung aula para penduduk akan merasa nyaman selama perkumpulan dan acara bisa berlangsung dengan lancar. Proses pembuatan gedung ini juga memiliki tahap  yang sama seperti jembatan. Yaitu tahap perencanaan dan tahap pembangunan.

Tahap Perencanaan

Di tahap ini saya akan berdikusi dengan kepala desa atau warga desa mengenai lahan pembangunan, anggaran biaya pembangunan dll. Di tahap ini saya juga akan berkoordinasi dengan warga sekitar dalam membangun bersama gedung pertemuan.

Tahap Pembangunan

 Pekerjaan Pembersihan
Pengerjaan dimulai dari pembersihan lapangan dan pemerataan permuakaan tanah seperti yang telah direncanakan. Bahkan kalau perlu dilakukan pengerukan dan pengurugan tanah, setelah itu tanah dipadatkan.

Pekerjaan Pondasi

Setelah tanah bersih dan rata, dilanjutkan kemudian dengan pemancangan tiang pondasi, yang biasa disebut dengan Tiang Pancang. Sebelum pemancangan ini, perlu ditentukan dahulu titik-titik pondasi tersebut. Setelah titik-titik pondasi ditentukan, barulah proses pemancangan dapat dilakukan. Proses pemancangan ini harus sangat diperhatikan, karena saat proses pemancangan, dapat terjadi berbagai kesalahan. Operator mesin pancang diharapkan terus mengontrol posisi tiang pancang. Dalamnya pondasi tiang pancang yang tertanam di dalam tanah tergantung dari jenis dan kondisi tanah tersebut, karena pondasi tiang pancang harus berdiri di atas tanah yang keras. Jika proyek berada di daerah tanah rawa, pondasi tiang pancang tertanam lebih dalam. Sebagai contoh jika proyek berada di daerah Jakarta Utara, yang merupakan tanah rawa, pondasi tiang pancang akan tertanam sangat dalam. Lain halnya jika berada di sekitar Jakarta Selatan, yang mempunyai tanah lebih keras, pondasi tiang pancang tertanam tidak terlalu dalam.

Kemudian dilanjutkan dengan pembuatan Pile Cap dan Sloof. Pile Cap ini berfungsi untuk membagi rata beban dari kolom kepada beberapa pondasi dibawahnya. Dan tiap Pile Cap ini juga dihubungkan satu sama lain oleh Sloof, sehingga semua tiang pancang mempunyai satu ikatan struktur.

Pekerjaan Struktur Atas

Setelah pekerjaan struktur bawah, yaitu pemancangan selesai, dilanjutkan kembali dengan pengerjaan bagian struktur atas. Struktur atas terdiri dari kolom, balok dan pelat. Pengerjaan struktur atas dimulai dari pengerjaan kolom. Tapi terlebih dahulu, titik-titik kolom harus ditentukan posisinya dan dengan bantuan alat, sehingga titik-titik kolom tersebut sejajar satu sama lain.

Dalam proses pengerjaan kolom, hal yang pertama dilakukan adalah pengerjaan tulangan-tulangan kolom seperti yang telah didisain. Sebelum pengecoran kolom, terlebih dahulu dibuat bekisting yang dibentuk seperti kolom sehingga beton dapat dicor di dalamnya. Bekisting harus dibuat kokoh dan kuat, sehingga hasil cor-an diperoleh dengan baik dan bentuk kolom sesuai perencanaan. Ketika proses pengecoran harus dilakukan teliti, dan cor-an beton yang masuk itupun harus dirojok, sehingga cor beton dapat masuk semuanya sampai kebawah dan penuh mengisi bekisting.
Pengerjaan berikutnya adalah bagian balok dan pelat. Balok dan pelat memang dikerjakan bersamaan, Sama seperti pengerjaan kolom, pertama kali juga dilakukan pengerjaan bekisting. Agar waktu yang dibutuhkan seminimal mungkin, pengerjaan bekisting dan penganyaman tulangan dapat dilakukan secara bersamaan. Setelah pembuatan bekisting dan penulangan selesai, baru dilanjutkan dengan pengecoran beton. Hal yang terpenting adalah semua beton yang di-cor itu harus berada dalam satu ikatan, yang berarti proses pengecoran pelat dan balok harus serempak selesainya dan beton pun akan kering bersamaan, sehingga kekuatannya pun dalam satu ikatan. Begitu juga pengerjaan lantai berikutnya, prosesnya pun sama dengan sebelumnya. Dan selama proses pengecorannya pun juga harus dirojok, sehingga cor beton penuh mengisi bekisting.

Pekerjaan Finishing 

Jika struktur telah berdiri kokoh, baru dapat dilanjutkan dengan pengerjaan finishing, yaitu pengerjaan dinding, elektrikal dan sanitasi, pemasangan keramik, pengecatan dan sebagainya. Namun, pengerjaan finishing inilah yang membutuhkan waktu paling lama, karena pengerjaannya harus hati-hati sehingga didapat bentuk yang rapi dan sesuai perencanaan.


Rencana-rencana tersebut akan terus berkembang dan akan menjadi pondasi motivasi saya dalam mendalami ilmu teknik sipil. semua yang telah direncanakan semoga bisa terwujud dan bisa bermanfaat bagi semua, hanya usaha keras dan kehendak Tuhanlah semua bisa terwujud. Amin.;)