Tahukah anda faktor utama dalam perencanaan jembatan? dalam teknik sipil, jembatan adalah salah satu konstruksi yang wajib kita pelajari dan pahami perencanaannya. Jembatan berfungsi sebagai alat penyebrangan yang menghubungkan dua ruas jalan yang dilalui oleh rintangan. Bagi masyarakat jembatan merupakan bagian dari infrastruktur dan bertujuan sebagai jalan penghubung dari satu tempat ke tempat yang lain. maka dari itu sebagai enggineer, sangatlah penting untuk memahami konstruksi perencanaan jembatan dan pada kesempatan kali ini saya akan membahas faktor utama dalam perencanaan jembatan.
Dalam perencanaan jembatan terdapat komponen penting yang wajib dipenuhi pelaksanaannya, komponen tersebut adalah sebagai berikut :
Struktur jembatan yang berfungsi paling tepat untuk suatu lokasi tertentu adalah yang paling baik memenuhi pokok-pokok perencanaan jembatan yang meliputi:
- Kekuatan dan stabilitas struktur (structural safety)Tanggung jawab utama seorang perencana jembatan harus mengedepankan keselamata masyarakat umum , dimana perencana harus mendapatkan suatu jembatan yang memiliki keselamatan struktural (structural safety) yang memadai.
- Keawetan dan kelayakan jangka panjang (durability)Jembatan harus dibuat dari bahan yang berkualitas serta menggunakan standar yangtinggi dalam proses fabrikasi dan perakitannya.
- Kemudahan pemeriksaan (inspectability)Tangga inspeksi, jalan pemeriksaan, catwalk, lubang pemeriksaan yang tertutup, aksespenggantian lampu penerangan dan sebagainya harus disediakan ketika tujuan pemeriksaandinilai tidak mudah diperoleh.
- Kemudahan pemeliharaan (maintainability)Sistem struktur tertentu yang diperkirakan kegiatan pemeliharaannya sulit dilakukan harus dihindariDaerah di sekitar dudukan perletakan dan di bawah sambungan lantai harus dirancang untukpendongkrakkan, pembersihan, perbaikan dan penggantian perletakan dan sambungan.
- Kenyamanan bagi pengguna jembatan (rideability)Lantai jembatan harus dirancang untuk menghasilkan pergerakan lalu lintas yang mulus. Padajalan yang diperkeras, pelat injak (structural transition slab) harus dipasang diantara jalanpendekat dan kepala jembatan.
- EkonomisDesain atau rencana yang baik akan memperhatikan faktor ekonomis dari sumber pendanaanuntuk pelaksanaan jembatan tersebut kelak setelah selesai direncanakan. Pemilihan tipebangunan atas, penentuan jumlah dan panjang bentang dan sebagainya akan
- Kemudahan pelaksanaan (constructability)Suatu jembatan tidak hanya harus dapat direncanakan dengan baik, namun juga harus dapatdilaksanakan/dibangun, oleh karena itu seorang perencana juga harus memiliki wawasantentang teknik -teknik konstruksi jembatan dan komponen komponennya sehingga gambar yangditerbitkan dari proses perencanaan dapat dilaksanakan.
- EstetikaSuatu jembatan pada umumnya memiliki nilai estetika karena memiliki bentuk yang unikdibandingkan bangunan di sekitarnya. Pada saat perencanaan jembatan, pertimbangan estetikadapat dipilih untuk menentukan bentuk visual jembatan yang diinginkan. Hal seperti ini biasanyaterjadi pada suatu daerah yang menginginkan jembatan menjadi ciri khas (landmark) dari daerahtersebut.
2. PERATURAN-PERATURAN LEGAL DALAM PERENCANAAN JEMBATAN
Dokumen referensi di bawah ini adalah acuan normatif yang harus digunakan dan tidak dapat ditinggalkan dalam perencanaan jembatan :
SNI 03-1725-1989, Pedoman perencanaan pembebanan jembatan jalan raya.
SNI 2838:2008, Standar perencanaan ketahanan gempa untuk jembatan
SNI 03-2850-1992, Tata cara pemasangan utilitas di jalan
RSNI T-02-2005, Standar pembebanan untuk jembatan.
RSNI T-03-2005, Standar perencanaan struktur baja untuk jembatan
RSNI T-12-2004, Standar perencanaan struktur beton untuk jembatan
Pd-T-13-2004-B, Pedoman penempatan utilitas pada daerah milik jalan
Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor 12/SE/M/2010 tentang peta gempa 2010.
3. BAGIAN-BAGIAN DARI KONSTRUKSI JEMBATAN
Konstruksi jembatan terdiri dari dua bagian yaitu struktur atas jembatan dan struktur bawah jembatan
yang dibahas sebagai berikut:
Struktur Atas Jembatan (Super Structures)
- Trotoar
Jalur untuk pejalan kaki yang biasanya
dibuat lebih tinggi tapi tetap sejajar dengan jalan utama, tujuannya
agar pejalan kaki lebih aman dan bisa dilihat jelas oleh pengendara yang
melintas.
- Girder
Bagian pada struktur atas yang berfungsi untuk menyalurkan beban kendaraan pada bagian atas ke bagian bawah atau abutment.
- Balok Diafgrama
Bagian penyangga dari gelagar-gelagar
jembatan yang memanjang dan hanya berfungsi sebagai balok penyangga
biasa bukan sebagai pemikul beban plat lantai.
Struktur Bawah Jembatan (Sub Structures)
Abutment
Bagian bawah jembatan yang berada pada
kedua ujung pilar-pilar jembatan, fungsi dari abutment yaitu untuk
menahan seluruh beban hidup (angin, hujan, kendaraan, dll) dan beban
mati ( beban gelagar, dll) pada jembatan.
- Dinding belakang (back wall)
- Dinding penahan (breast wall)
- Dinding sayap (wing wall)
- Plat injak (approach slab)
- Konsol pendek untuk jacking ( corbel)
- Tumpuan bearing
- Pilar Jembatan
- Pondasi inti yang berada di bagian tengah jembatan, fungsinya sebagai penahan jembatan dan menyalurkan beban ke tanah.
- Pier Head
4. JENIS DAN BENTUK JEMBATAN
Jenis-jenis jembatan bisa dikategorikan berdasarkan kegunaannya ataupun sistem strukturnya yang dibahas sebagai berikut:
A. Berdasarkan kegunaannya jenis dan bentuk jembatan dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a. Jembatan Kayu
Menurut Bambang dan Muntohar (2007), bahwa jembatan kayu merupakan jembatan dengan material yang dapat diperbaharui (renewable).
Kayu adalah sumber daya alam yang pemanfaatannya akhir-akhir ini banyak
pada bidang industri kayu lapis, furnitur. Dapat dikatakan sangat
sedikit pemakaiannya dalam bidang jembatan secara langsung sebagai
konstruksi utama. Paling tidak penggunaan kayu sebagai bekisting untuk
jembatan.
b. Jembatan Pasangan Batu dan Batu Bata
Jembatan pasangan batu dan bata merupakan jembatan yang konstruksi utamanya terbuat dari batu dan bata. Untuk membuat jembatan dengan batu dan bata umumnya konstruksi jembatan harus dibuat melengkung. Seiring perkembangan jaman jembatan ini sudah tidak digunakan lagi.
c. Jembatan Beton Bertulang dan Jembatan Beton Prategang (prestressed concrete bridge)
Jembatan beton Bertulang
Jembatan Prategang
PERBEDAAN
Beton prategang dan beton bertulang sebenarnya sama-sama merupakan beton. Keduanya juga sama-sama memanfaatkan tulangan dari baja untuk meningkatkan kekuatannya terhadap gaya tarik. Adapun perbedaannya terletak pada pemasangan tulangan bajanya. Pada beton bertulang, tulangan baja dibiarkan tergeletak begitu saja. Sedangkan tulangan baja pada beton prategang akan diberi gaya tekan (ditekuk) terlebih dahulu. Hal ini membuat gaya tarik yang dimiliki oleh beton prategang lebih kuat daripada beton bertulang. Tapi karena pembuatannya sangat rumit, beton prategang harus dibuat di pabrik dengan perhitungan yang tinggi.
d. Jembatan Baja
Jembatan ini umumnya digunakan untuk menjembatani umur panjang dengan beban yang
diterima cukup besar. Juga pratekan jembatan beton menggunakan baja banyak digunakan dan bentuknya bervariasi karena biaya bentang panjang jembatan baja lebih murah.e. Jembatan komposit
Jembatan komposit merupakan perpaduan antara dua bahan yang sama atau berbeda dengan memanfaatkan sifat menguntungkan dari masing – masing bahan tersebut, sehingga kombinasinya akan menghasilkan elemen struktur yang lebih efisien. Ditinjau dari fungsinya maka jembatan dapat dibedakan menjadi :
*. Jembatan jalan raya (highway bridge)
Jembatan yang direncanakan untuk memikul beban lalu lintas kendaraan baik kendaraan berat maupun ringan. Jembatan jalan raya ini menghubungkan antara jalan satu ke jalan lainnya.
*. Jembatan penyeberangan (foot bridge)
Jembatan yang digunakan untuk penyeberangan jalan. Fungsi dari jembatan ini yaitu untuk memberikan ketertiban pada jalan yang dilewati jembatan penyeberangan tersebut dan memberikan keamanan serta mengurangi faktor kecelakaan bagi penyeberang jalan.
*. Jembatan kereta api (railway bridge)
Jembatan yang dirancang khusus untuk dapat dilintasi kereta api. Perencanaan jembatan ini dari jalan rel kereta api, ruang bebas jembatan, hingga beban yang diterima oleh jembatan disesuaikan dengan kereta api yang melewati jembatan tersebut.
*. Jembatan darurat
Jembatan darurat adalah jembatan yang direncanakan dan dibuat untuk kepentingan darurat dan biasanya dibuat hanya sementara. Umumnya jembatan darurat dibuat pada saat pembuatan jembatan baru dimana jembatan lama harus dilakukan pembongkaran, dan jembatan darurat dapat dibongkar setelah jembatan baru dapat berfungsi.
B. Ditinjau dari sistem strukturnya maka jembatan dapat dibedakan menjadi sebagai berikut:
- Jembatan lengkung (arch bridge)
Pelengkung adalah bentuk struktur non linier yang mempunyai kemampuan sangat tinggi terhadap respon momen lengkung. Yang membedakan bentuk pelengkung dengan bentuk – bentuk lainnya adalah bahwa kedua perletakan ujungnya berupa sendi sehingga pada perletakan tidak diijinkan adanya pergerakan kearah horisontal. Bentuk Jembatan lengkung hanya bisa dipakai apabila tanah pendukung kuat dan stabil. Jembatan tipe lengkung lebih efisien digunakan untuk jembatan dengan panjang bentang 100 – 300 meter.
- Jembatan gelagar (beam bridge)
Jembatan bentuk gelagar terdiri lebih dari satu gelagar tunggal yang terbuat dari beton, baja atau beton prategang. Jembatan jenis ini dirangkai dengan menggunakan diafragma, dan umumnya menyatu secara kaku dengan pelat yang merupakan lantai lalu lintas. Jembatan ini digunakan untuk variasi panjang bentang 5 – 40 meter.
- Jembatan cable-stayed
batan cable-stayed menggunakan kabel sebagai elemen pemikul lantai lalu lintas. Pada cable-stayed kabel langsung ditumpu oleh tower. Jembatan cable-stayed merupakan gelagar menerus dengan tower satu atau lebih yang terpasang diatas pilar – pilar jembatan ditengah bentang. Jembatan cable-stayed memiliki titik pusat massa yang relatif rendah posisinya sehingga jembatan tipe ini sangat baik digunakan pada daerah dengan resiko gempa dan digunakan untuk variasi panjang bentang 100 - 600 meter.
- Jembatan gantung (suspension bridge)
Sistem struktur dasar jembatan gantung berupa kabel utama (main cable) yang memikul kabel gantung (suspension bridge). Lantai lalu lintas jembatan biasanya tidak terhubungkan langsung dengan pilar, karena prinsip pemikulan gelagar terletak pada kabel.
Apabila terjadi beban angin dengan intensitas tinggi jembatan dapat ditutup dan arus lalu lintas dihentikan. Hal ini untuk mencegah sulitnya mengemudi kendaraan dalam goyangan yang tinggi. Pemasangan gelagar jembatan gantung dilaksanakan setelah sistem kabel terpasang, dan kabel sekaligus merupakan bagian dari struktur launching jembatan. Jembatan ini umumnya digunakan untuk panjang bentang sampai 1400 meter.
- Jembatan beton prategang (prestressed concrete bridge)
Jembatan beton prategang merupakan suatu perkembangan mutakhir dari bahan beton. Pada Jembatan beton prategang diberikan gaya prategang awal yang dimaksudkan untuk mengimbangi tegangan yang terjadi akibat beban. Jembatan beton prategang dapat dilaksanakan dengan dua sistem yaitu post tensioning dan pre tensioning. Pada sistem post tensioning tendon prategang ditempatkan di dalam duct setelah beton mengeras dan transfer gaya prategang dari tendon pada beton dilakukan dengan penjangkaran di ujung gelagar. Pada pre tensioning beton dituang mengelilingi tendon prategang yang sudah ditegangkan terlebih dahulu dan transfer gaya prategang terlaksana karena adanya ikatan antara beton dengan tendon. Jembatan beton prategang sangat efisien karena analisa penampang berdasarkan penampang utuh. Jembatan jenis ini digunakan untuk variasi bentang jembatan 20 - 40 meter.
- Jembatan rangka (truss bridge)
Jembatan
Rangka Batang terdiri dari dua rangka bidang utama yang diikat bersama
dengan balok-balok melintang dan pengaku lateral. Rangka batang pada
umumnya dipakai sebagai struktur pengaku untuk jembatan gantung
konvensional, karena memiliki kemampuan untuk dilalui angin
(aerodinamis) yang baik. Beratnya yang relatif ringan merupakan
keuntungan dalam pembangunannya, dimana jembatan bisa dirakit bagian
demi bagian.
Jembatan
rangka batang jarang terlihat memiliki estetika yang baik, namun untuk
jembatan rangka yang panjang dan besar faktor itu tidak begitu kentara
karena pengaruh visual dalam skala besar.
- Jembatan box girder
Jembatan box girder umumnya terbuat dari baja atau beton konvensional maupun prategang. box girder terutama digunakan sebagai gelagar jembatan, dan dapat dikombinasikan dengan sistem jembatan gantung, cable-stayed maupun bentuk pelengkung. Manfaat utama dari box girder adalah momen inersia yang tinggi dalam kombinasi dengan berat sendiri yang relatif ringan karena adanya rongga ditengah penampang. box girder dapat diproduksi dalam berbagai bentuk, tetapi bentuk trapesium adalah yang paling banyak digunakan.
5. BEBAN-BEBAN YANG BEKERJA DALAM PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN
Beban Primer
Beban yang merupakan beban utama dalam perhitungan tegangan pada setiap perencanaan jembatan.
Beban Sekunder
Beban yang merupakan beban sementara yang selalu diperhitungkan dalam perhitungan tegangan pada setiap perencanaan jembatan.
Beban Mati
Bemua beban tetap yang berasal dari berat sendiri jembatan atau bagian jembatan yang ditinjau, termasuk segala unsur tambahan yang dianggap merupakan satu kesatuan tetap dengannya.
Beban Hidup
Semua beban yang berasal dari berat kendaraan-kendaraan bergerak/lalu lintas dan/atau pejalan kaki yang dianggap bekerja pada jembatan.
Beban Pelaksana
Beban sementara yang mungkin bekerja pada bangunan secara menyeluruh atau sebagian selama pelaksanaan.
Beban Lalu Lintas
Seluruh beban hidup, arah vertikal dan horizontal, akibat aksi kendaraan pada jembatan termasuk hubungannya dengan pengaruh dinamis, tetapi tidak termasuk akibat tumbukan.
Berat
Berat dari suatu benda adalah gaya gravitasi yang bekerja pada suatu massa benda tersebut (kN).
Berat = massa x g
dengan pengertian g adalah percepatan akibat gravitasiREFERENSI :
- http://www.testindo.com/article/359/konstruksi-jembatan
- Dokumen Lampiran Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan RakyatNomor: 07/SE/M/2015Tentang : Pedoman Persyaratan Umum Perencanaan Jembatan
Nama: Shafarani Dwi Utami
NPM :16316957
Kelas : 3TA05
Dosen : I Kadek Bagus Widana Putra
Hyperlink 1 : https://ftsp.gunadarma.ac.id/sipil/
Hyperlink 2 : https//www.gunadarma.ac.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar